Sasaran pokok dalam mempelajari ilmu al-jarh wa ta'dil adalah sebagai berikut: a) Untuk menghukumi / mengetahui status perawi hadis. b) Untuk mengetahui kedudukan hadis / martabat hadis, karena tidak mungkin mengetahui status suatu hadis tanpa mengetahui kaidah ilmu al-jarh wa ta'dil. c) Mengetahui syarat-syarat perawi yang maqbul. Tradisi kritis dikalangan sahabat menunjukkan bahwa mereka sangat peduli tentang kebenaran dalam periwayatan hadits : pertama, para sahabat, sebagaimana dirintis oleh al-Khulafa' al-Rasyidun, bersikap cermat dan berhati-hati dalam menerima suatu riwayat. Ini dikarenakan meriwayatkan hadits Nabi merupakan hal penting, sebagai wujud kewajiban Dalam Islam, Hadits adalah penyempurna umat dalam memaknai ajaran agama. Hadits adalah bagian penting saat memahami Islam. Selain itu, peran Hadits adalah memberikan konteks pada ayat-ayat dalam Al-Qur'an. Hadits adalah sumber keislaman yang dikumpulkan para sahabat Nabi yang selanjutnya disampaikan kepada sahabat lain. Cara periwayatan Hadis-Hadis pada zaman Nabi lebih terbatas dari syarat-syarat tertentu bila dibandingkan dengan periwayatan pada zaman sesudahnya. Hal ini disebabkan karena pada zaman Nabi selain tidak ada bukti yang pasti tentang telah terjadinya pemalsuan Hadis. Juga karena pada zaman itu seseorang akan lebih mudah melakukan pemeriksaan. Maka dengan ilmu Rijal al-hadis ini akan sangat membantu untuk mengetahui derajat hadis dan sanad (apakah sanadnya muttashil atau munqathi). Ilmu Rijal al-hadis tidak hanya membahas keadaan periwayat dari sisi biografi lahiriyah saja, akan tetapi kualitas mereka. Kualitas periwayat yang diceritakan meliputi intelektual (dhabit) dan moralitas. Tim Kajian Hadis Ma'had 'Aly Hasyim Asy'ari Tebuireng Jombang. [1] Periwayatan hadis Nabi oleh para sahabat dengan menggunakan lafad dari para sahabat sendiri. [2] Ilmu yang membahas tentang hadis nabi dari segi diterima atau tidaknya. [3] Tingkatan sanad, biasanya disebut dengan thobaqoh tabi'in, thobaqoh shohabat. 2. Menggunakan Maknanya. Cara kedua sahabat Rasulullah SAW dalam meriwayatkan hadits, yakni dengan menafsirkan maknanya saja. Artinya, para sahabat yang meriwayatkan dengan cara ini tidak menggunakan lafal yang didengar langsung dari Nabi Muhammad SAW sebab ragu dengan hafalan haditsnya. Maka dari itu, ketika sahabat nabi yang meriwayatkan Periwayatan hadist ihwal eksekusi bagi pelaku zina adalah .. - 49125944 Lianda4686 Lianda4686 Jawaban: Salah satu hadist yang menjelaskan tentang hukuman bagi pezina adalah hadist yang diriwayatkan oleh imam muslim. Pembahasan. Zina merupakan suatu perbuatan yang tercela. Orang yang berzina akan mendapat hukuman didunia dan mendpaat dxGF.