Jamaah Tabligh yang tergabung sangat plural baik dari segi aliran, organisasi maupun profesi. Terdapat jamaah dari kalangan Muhammadiyah, NU, NW, Wahabi, guru, dosen, pengusaha, preman, pejabat negara, dan petani. Mereka menyatu dalam dakwah dan mengedepankan praktik amal Islamiyah daripada perbedaan dan perdebatan yang tidak
mengenai Jamaah Tabligh telah dilakukan antaranya oleh Ihsan & Hafizi (2015) yang meneliti tentang strategi dakwah Jamaah Tabligh dan perubahan sosial masyarakat dusun Gelogor desa Lendang Nangka
Hasil penelitian Zainul menunjukkan gerakan jamaah tabligh membawah perubahan pada masyarakat di kota Pancor seperti pada kebiasaan shalat berjamaah di masjid dan menumbuhkan tradisi mengamalkan sunnah nabi SAW. Persamaan penelitian Zainul dan penelitian ini yaitu membahas tentang strategi dakwah Jamaah Tabligh. Perbedaannya adalah penelitian
Bagi yang mengenal Jamaah Tabligh, kelompok yang ‘berdakwah’ keliling dari masjid ke masjid, besar kemungkinan akan mengetahui Kitab Fadha`il al-A’mal, buku wajib yang dipegangi dan dijadikan rujukan kelompok tersebut dalam ‘berdakwah’. Bagi para ‘pendakwah’ mereka ataupun orang-orang yang ‘berlatih dakwah’ bersamanya, kedudukan kitab tersebut di sisi mereka setara dengan
Jamaah Tabligh mempunyai anggapan bahwa semua perkataan dan perbuatan Nabi Muhammad dibimbing langsung oleh wahyu Allah, sehingga sekecil apapun sunah atau praktik yang dilakukan nabi, maka harus diikuti dan dicontoh untuk dipraktikkan semirip mungkin dengan segenap kemampuan dan keterbatasan manusia. Kemudian yang menjadi poin penting adalah
dakwah jamaah tabligh. Apabila kegiatan dakwah jamaah tabligh di pandang dari sisi komunikasi persuasif dalam melakukan dakwah terhadap warga muslim. Penggunaan teknik persuasif reassurance yang dikemukakan oleh Howell (dalam soemirat, 2007:83) lebih menggambarkan cara berdakwah jamaah tabligh. Karena
ada” dalam mazhab-mazhab fiqh klasik, yang berarti kebiasaan di kehidupan sehari-hari atau “praktek yang disepakati secara umum” (‘amal, al-amar al-mujtama’ ‘alaih). Konsep tersebut tidak ada hubungannya dengan Nabi saw sehingga konsep tersebut bertolak belakang dengan pendapat para ulama-ulama terdahulu.2 1.
amir itu tidak digaj i, t idak mendapat kan apa-apa dunia apa yang beliau kejar” (wawancara dengan H, 18 Agust us 2019). Maulana Saad adalah Cicit dari Maulana Ilyas pendiri Jamaah Tabligh.
Cashmw.