konvensiJawa yaitu berupa tembang. Diantara karya-karya tersebut yaitu Babad Sam Kok, yang tersimpan di Museum Radya Pustaka Surakarta dan Museum Negeri Mpu Tantular Sidoarjo; dan Babad Cina yang tersimpan di Museum Negeri Mpu Tantular Sidoarjo. 1.2 Batasan Masalah Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, sempurna dan
TEMBANGMACAPAT No. Arane Tembang Guru Gatra Cacahing wanda lan tibaning dhong-dhing 1 BERSIH DESA. Bersih Desa merupakan kegiatan yang umumnya di lakukan setiap bulan Suro atau tergantung pada kebijakan desa. Gua ini dapat ditemukan di biara. 4.Prambanan . Candi ini ditemukan di Indonesia oleh penjajah Belanda. Hal ini
perkembanganmusik di Indonesia. Campursari adalah salah satu bentuk kreasi bem, dan pelog barang. Karaktenstik masing-masing laras tersebut di atas dapat diuraikart sebagai berikut. a. Laras Slendro dikenal beberapa cengkok tembang macapat. Misalnya, dalam sekar sinom terdapat lagu grandhel, ginonjing, wenikenya,parijatha, dan
4 Selain menyanyi lagu dangdut, Mutik juga bisa membawakan lagu pop, kasidah, salawat hingga campursari. 5. Gadis manis berhijab ini mengaku awalnya mengalami kesulitan menabuh kendang. Namun karena tekad dan kecintaannya pada kendang, sekarang tangannya seperti sedang menari setiap kali di atas kendang. 6.
Pertama seni musik atau seni suara yaitu tembang macapat, musik saronen dan musik ghul-ghul. Tembang macapat adalah tembang (nyanyian) yang mula-mula dipakai sebagai media untuk memuji Allah SWT (pujian keagamaan) di surau-surau sebelum dilaksanakan shalat wajib, tembang tersebut penuh sentuhan lembut dan membawa kesahduan jiwa.
SimakContoh Tembang Macapat β Failfaire News from failfaire.org. Berikut ini pembahasan tembang durma mulai dari pengertian, watak, contoh lirik & artinya. Tembang pocung yang merupakan salah satu dari 11 tembang macapat yang memiliki berbagai tema salah satunya tema pendidikan dan serat wedharitama yang mengandung nasihat.
Adapunpenjelasan makna kesebelas tembang macapat tersebut adalah: 1. Maskumambang. Maskumambang berasal dari kata mas dan kumambang. Mas atau emas berarti sesuatu yg sangat berharga, yang bermakna bahwa Anak meskipun masih dalam kandungan merupakan harta yang tak ternilai harganya. Mambang atau kemambang artinya mengambang.
PerjalananKeramat Manusia dalam 11 Tembang Macapat ; Ahdi berharap dapat menggugah kesadaran para pengguna jalan untuk tertib berlalu lintas. Pasalnya, selama kegiatan fashion show, petugas juga membawa spanduk yang bertuliskan 'Jadilah Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas Operasi Simpatik Candi 2017'. Bermalam di Rumah Penggerak Musik
GPPoew. Ilustrasi pengertian tembang macapat. Foto Unsplash. Apa Itu Tembang Macapat?Ilustrasi membawakan tembang macapat Foto Dok Diskominfo Jawa TengahJenis Tembang MacapatIlustrasi macam-macam tembang macapat. Foto Apa Saja Contoh Tembang Macapat?Ilustrasi contoh tembang macapat. Foto Flicker. Kelek-kelek biyung sira aneng ngendi 12iEnggal tulungana 6aAwakku kecemplung warih 8iGulagepan wus meh pejah 8oDedakane guna lawan sekti 10iKudu andhap asor 6oWani ngalah dhuwur wekasane 10eTumungkula yen dipundukani 10iBapang den simpangi, 6iana catur mungkur 6oKukusing dupa kumelun 8uNgeningken tyas kang apekik 8iKawengku sagung jajahan 8aNanging saget angikipi 8iSang resi kaneka putra 8aKang anjog saking wiyati 8iAnoman malumpat sampun 8uPrapteng witing nagasari 8iMulat mangandhap katingal 8aWanodya yu kuru aking 8iGelung rusak wor lan kisma 8aKang iga-iga kaeksi 8iLumrah tumrap wong ngaurip 8iDumunung sadhengah papan 8aTan ngrasa cukup butuhe 8eNgenteni rejeki tiba 7aLamun tanpa makarya 8aSengara bisa kepthuk 8uKang mangkono bundhelana 8aLan sembah sungkem ipun 7uMring Hyang Sukma elinga sireku 10uApan titah sadaya amung sadermi 12iTan welangsira andhaku 8uKabeh kagungan Hyang Manon. 8oSinengkuyung sagunging prawali 10iJanma tuhu sekti mandra guna 10aWali sanga nggih arane 8eDhihin Syeh Magrib tuhu 7uSunan ngampel kang kaping kalih 9iTri sunan bonang ika 7aSunan giri catur 6uSyarifudin sunan drajat 8aAnglenggahi urutan gangsal sayekti 12 iIku ta warnanira 7aAyo kanca gugur gunung bebarengan 12aAja ana kang mangkir 7iAmrih kasembadan 6aTujuan pembangunan 7aPager apik dalan resik 8iLatar gumelar 5aWisma asri kaeksi 7iMuwah ing sabarang karya 8aIngprakara gedhe kalawan cilik 11iPapat iku datan kantun 8uKanggo sadina-dina 7aLan ing wengi nagara miwah ing dhusun 8iKabeh kang padha ambegan 5aPapat iku nora lali 7iKabeh iku mung manungsa kang pinujul 12uMarga duwe lahir batin 8iJroning urip iku mau 8uIsi ati klawan budi 8iIku pirantine ewong 8oNgelmu iku kelakone kanthi laku 12uLekase lawan kas 6aTegese kas nyantosani 8iSetya budya pengekesing dur angkara 12a
Ilustrasi Aturan Tembang Macapat. Foto dok. Patrick Tomasso UnsplashTembang macapat adalah salah satu jenis karya sastra tradisional yang ada di Indonesia. Pembahasan mengenai soal βsebutkan aturan tembang macapatβ yang disajikan dalam artikel ini dapat membantu Anda dalam mengenal aturan yang berlaku dalam tembang memiliki aturan khusus dalam penyusunannya, tembang macapat juga memiliki keunikan dari jenis-jenisnya. Ulasan tentang aturan tembang macapat beserta jenis-jenisnya ini dapat memperkaya wawasan mengenai karya sastra yang ada di Aturan Tembang Macapat Lengkap dengan Ragam JenisnyaIlustrasi Aturan Tembang Macapat. Foto dok. Aaron Burden UnsplashKeragaman karya sastra yang ada di Indonesia merupakan salah satu bukti kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia. Salah satu karya sastra yang ada di Indonesia adalah tembang macapat. Tembang macapat merupakan salah satu tembang atau puisi tradisional yang berasal dari macapat ini juga dikenal memiliki beberapa baris kalimat khusus yang disebut dengan istilah gatra. Penjelasan lengkap mengenai apa itu tembang macapat dipaparkan secara rinci dalam buku berjudul Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar yang disusun oleh Endang Sri Maruti, 2015133.Dikutip dari dalam buku tersebut bahwa tembang macapat adalah sebuah bentuk puisi jawa tradisional dengan beberapa aturan tertentu seperti guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu. Guru gatra adalah jumlah baris di setiap bait tembang. Guru wilangan adalah jumlah suku kata di setiap baris tembang. Sedangkan guru lagu adalah bunyi vokal di setiap akhir macapat dapat diartikan sebagai maca papat-papat yang berarti membaca empat-empat ini dapat ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Jawa, Bali, Sunda bahkan Palembang. Tembang macapat yaiku memiliki beberapa jenis metrum. Secara garis besar terdapat lima belas jenis metrum. Penulisan tembang macapat memiliki aturan dalam jumlah baris, jumlah suku kata, ataupun bunyi sajak akhir tiap baris yang disebut guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan. Pembahasan mengenai aturan tembang macapat dijelaskan dalam buku berjudul Belajar Bahasa Daerah Jawa Untuk Mahasiswa PGSD dan Guru SD yang ditulis oleh Rian Damariswara 2020 128. Tertulis dalam buku tersebut bahwa aturan yang mengikat dalam tembang macapat antara lain guru lagu, guru gatram dan guru wilangan. Guru lagu adalah suara vokal pada akhir baris a, i, u, e, dan o. Sedangkan guru gatra adalah jumlah baris pada bait. Dan guru wilangan adalah jumlah suku kata pada setiap memiliki aturan khusus tembang macapat juga memiliki keunikan dengan adanya keragaman jenis tembang. Berikut ini adalah jenis tembang macapat baik dari jenis metrum tembang cilik, tembang tengahan dan tembang gedhΓ©Demikian pembahasan mengenai aturan tembang macapat beserta jenis-jenisnya yang menarik untuk diketahui. DAP
Tembang Macapat adalah salah satu jenis syair dalam kesusastraan Jawa yang memiliki struktur dan ciri tertentu. Karya sastra ini masih dilestarikan hingga sekarang. Bahkan tembang yang satu ini sering digunakan dalam acara-acara penting seperti pertunjukan-pertunjukan budaya ini dahulu digunakan oleh wali songo sebagai media dakwah dalam menyebarkan Agama Islam di tanah Jawa. Namun kini, seiring berjalannya waktu penggunaannya jadi lebih luas. Dengan nilai budayanya yang tinggi, tembang Jawa ini memang seharusnya dipelajari agar tidak mudah Tembang MacapatStruktur Tembang MacapatSejarah Tembang MacapatMacam-Macam Tembang MacapatContoh Tembang Macapat1. Tembang Pocung Pucung2. Tembang Maskumambang3. Tembang Megatruh4. Tembang Gambuh5. Tembang Mijil6. Tembang Kinanthi7. Tembang Asmaradana8. Tembang Durma9. Tembang Pangkur10. Tembang Sinom11. Tembang DhandhanggulaKesimpulanPengertian Tembang MacapatTembang macapat adalah tembang, syair, atau puisi tradisional Jawa. Selain menjadi warisan kebudayaan Jawa, tembang seperti ini juga bisa ditemukan di kebudayaan daerah lain seperti Sunda, Bali, dan Madura dengan nama yang budaya Palembang dan Banjarmasin juga memiliki jenis tembang serupa. Tembang ini diperkirakan muncul pertama kali pada akhir masa kerajaan Majapahit dan awal mula tersebarnya pengaruh wali songo. Karya-karya sastra di zaman itu memang banyak ditulis dengan metrum Jawa dibagi ke dalam tiga macam, yakni tembang cilik, tembang tengahan, dan tembang gedhe. Macapat sendiri termasuk ke dalam tembang cilik dan tengahan sementara tembang gedhe lebih merujuk pada puisi tradisional Jawa kuno atau memiliki aturan penulisan yang lumayan berbeda dengan kakawin. Selain penggunaannya lebih mudah, macapat hanya perlu memperhatikan jumlah suku katanya saja tanpa harus terikat dengan panjang dan pendek pada suku Translate Bahasa Jawa ke IndonesiaStruktur Tembang MacapatKarya sastra yang berupa macapat biasanya terdiri dari beberapa pupuh yang masing-masing dibagi lagi ke dalam pada atau bait. Pupuh adalah bentuk puisi tradisional Jawa yang memiliki jumlah suku kata dan rima tertentu di setiap barisnya. Setiap pupuh memakai metrum yang metrum umumnya berdasarkan watak isi teks yang diceritakan dalam tembang. Struktur bait pada tembang macapat terdiri dari guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan. Guru gatra adalah banyaknya jumlah baris kalimat atau larik dalam setiap bait wilangan merupakan banyaknya jumlah suku kata yang ada pada setiap baris kalimat atau larik. Sementara itu, guru lagu mengacu pada bunyi vokal di sajak akhir pada setiap baris kalimat atau larik. Antara satu tembang dengan tembang memiliki guru wilangan, guru lagu, dan guru gatra yang Tembang MacapatKemunculan tembang macapat diperkirakan terjadi pada masa akhir kekuasaan kerajaan Majapahit dan awal mula tersebarnya Agama Islam di Jawa oleh wali songo. Ternyata Bali lebih dulu mengenal karya sastra ini dibandingkan dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur, bahkan sejak Islam belum datang ke ini bisa dibuktikan dengan adanya karya sastra berjudul Kidung Ranggalawe yang ditulis sejak tahun 1334 M. Usia tembang ini pun masih diperdebatkan hingga sekarang, apalagi jika dihubungkan dengan serat berpendapat bahwa macapat adalah turunan kakawin dengan tembang gedhe sebagai perantaranya. Namun, pendapat tersebut disanggah oleh Poebatjaraka dan Zoetmulder yang mengatakan bahwa macapat adalah metrum asli Jawa sehingga usianya jauh lebih tua dibandingkan dengan pakar tersebut juga meyakini kalau tembang Jawa yang satu ini baru muncul setelah pengaruh India di tanah Jawa khususnya, mulai Rumah Adat Jawa TengahMacam-Macam Tembang MacapatMacapat sendiri dalam Bahasa Jawa diartikan sebagai maca papat-papat atau membaca empat-empat. Maksudnya adalah tembang ini dibaca pada setiap empat suku kata. Namun, itu bukanlah satu-satunya arti karena pada kenyataannya tidak semua tembang tersebut bisa dinyanyikan dalam empat suku macapat terdiri dari bermacam-macam jenis. Masing-masing jenis memiliki aturan guru lagu, guru wilangan, dan guru gatra yang berbeda. Setidaknya ada 11 jenis tembang Jawa yang masuk ke dalam kategori cerita orang tua jaman dahulu kesebelas jenis tembang ini mengisahkan gambaran tentang tahapan-tahapan kehidupan manusia dari mulai saat masih di kandungan hingga meninggal Tembang MacapatBerikut ini adalah jenis-jenis tembang macapat beserta dengan Tembang Pocung PucungPicung atau pucung berasal dari kata pocong yaitu kondisi orang yang sudah meninggal dunia kemudian dikafani sebelum dikuburkan sesuai dengan aturan Islam. Tembang pocung menggambarkan kondisi bahwa semua makhluk yang bernyawa pasti akan menemui ajal atau merasakan terkesan seram karena menceritakan tentang kematian, namun tembang pocung hadir dengan watak yang jenaka karena berisi tebakan dan hal-hal lucu lainnya. Tembang ini juga berisis lelucon dan berbagai nasihat. Tembang pocung memiliki aturan penulisan dalam baitnya, yakni 12u β 6a β 8i adalah contoh tembang pocung dalam satu pada atau baitBapak pucung, dudu watu dudu gunung,Sangkane in sabrang,Ngon angone sang bupati,Yen lumampah si pocung lambeyan Tembang MaskumambangMaskumambang berasal dari kata mas dan kumambang. Mas berarti sesuatu yang berharga atau di tembang ini diartikan sebagai seorang anak, sedangkan kumambang artinya mengambang. Tembang maskumambang menceritakan awal kehidupan seorang manusia, yakni embrio di dalam fase ini pun belum diketahui jenis kelamin si embrio hingga ia tumbuh dan berkembang di dalam rahim selama kurang lebih 9 bulan. Tembang macapat yang satu ini memiliki sifat belas kasihan, kesedihan, dan kesusahan. Tembang ini biasanya berisi tentang cerita dengan suasana tembang maskumambang memiliki aturan 12i- 6a β 8i- 8o. Berikut ini merupakan contoh tembang maskumambang dalam satu pada atau sira niru tindak kang tan becik,Sanadyan wong liya,Lamun pamuruke becik,Miwa ing tindak Tembang MegatruhMegatruh diambil dari kata megat dan roh yang berarti terlepasnya roh dari tubuh manusia. Tembang megatruh ini menggambarkan sakaratul maut atau selesainya perjalanan hidup manusia di dunia. Watak dari tembang yang satu ini adalah kedukaan, kesedihan, dan tembang megatruh tak hanya digunakan untuk menceritakan syair duka tetapi juga tentang kehilangan harapan dan perasaan putus asa. Aturan penulisan untuk tembang megatruh adalah 12u β 8i β 8u β 8i β 8o. Di bawah ini adalah contoh tembang megatruhLakonanan klawan sabaraning kalbu,Lamun obah niniwasi,Kasusupan setan gundhul,Ambebidung nggawa kendhi,Isine rupiah Tembang GambuhGambuh berasal dari kata jumbuh yang memiliki arti kecocokan antara pria dan wanita yang didasari dengan rasa cinta. Tembang gambuh menggambarkan tentang fase hidup dimana seseorang yang telah bertemu dengan pasangannya karena kecocokan dan membina rumah gambuh memiliki watak yang menunjukkan tentang keramahan dan persahabatan dalam isi syairnya. Maka tak heran jika tembang macapat yang satu ini sering digunakan untuk menyampaikan kisah-kisah tentang kehidupan. Aturan tembang gambuh terdiri dari 7u β 10u β 12i β 8u β tembang gambuh dalam satu bait adalah seperti di bawah ini. Ini merupakan tembang gambuh yang paling populer dan kerap dinyanyikan dalam berbagai gambuh ping catur,Kang cinatur polah kang kalantur,Tanpa tutur katula-tula katali,Kadalu warsa kapatu,Katutuh pan dadi Pakaian Adat Jawa Tengah5. Tembang MijilMijil memiliki arti keluar sehingga bisa diartikan sebagai fase kehidupan dimana biji atau benih baru lahir. Tebang mijil menggambarkan tentang kelahiran anak manusia di dunia sehingga dia masih dalam keadaan yang suci dan lemah serta membutuhkan mijil menampilkan watak perhatian, cinta, kasih sayang, dan pengharapan. Tembang jenis ini biasanya digunakan untuk memberikan nasihat, cerita cinta, pengharapan, serta ketabahan dalam menjalani kehidupan di dunia. Aturan tembang mijil terdiri dari 10i β 6o β 10e β 6i β penulisan tembang mijil dalam satu bait syair adalah seperti di bawah ratri kentarnya mangikis,Sira sang lir sinom,Saking taman miyos butulane,Datan wonten centhine udani,Lampahe lestari,Wus ngambah marga Tembang KinanthiNama kinanthi diambil dari kata kanthi yang memiliki arti menuntun atau menggandeng. Tembang kinanthi menggambarkan fase kehidupan anak muda yang masih perlu tuntunan agar bisa menjalani hidup dengan baik di dunia. Di fase ini, seseorang biasanya tengah mencari jati banyak pertanyaan mengenai dirinya yang ingin diketahui sehingga mereka mencari sosok yang bisa dijadikan sebagai panutan atau teladan di dalam kehidupan. Watak dari tembang macapat yang satu ini adalah kesenangan, kasih sayang, cinta, dan dalam penulisan tembang kinanthi adalah 8u β 8i β 8a β 8i β 8a β 8i. Itu berarti baris pertama hingga terakhir memiliki jumlah suku kata yang sama, yakni 8. Salah satu contoh dari bagaimana syair yang dibuat menjadi tembang kinanthi adala seperti berikut malumpat sampun,Prapteng witing nagasari,Mulat mangandhap katingal,Wanodyayu kuru aking,Gelung rusak wor lankisma,Kangiga-iga Tembang AsmaradanaNama tembang asmaradhana diambil dari kata asmara yang memiliki arti cinta kasih. Tembang ini umumnya menceritakan tentang kisah asmara yang dialami oleh manusia. Meskipun lebih banyak mengisahkan percintaan manusia, tembang asmaradhana tak hanya sebatas ini juga digunakan untuk mengungkapkan cinta kepada Sang Pencipta, Rasulullah SAW, dan kecintaan terhadap alam semesta. Watak di dalam tembang ini cukup kompleks karena ada asmara, cinta kasih, rasa sedih, bahkan rasa ini bisa menjadi ungkapan pengharapan akan kebahagiaan maupun kesedihan akibat patah hati karena cinta. Tembang asmaradhana memiliki aturan penulisan suku kata 8i β 8a β 8e β 7a β 8a β 8u β 8a. Contoh dari tembang asmaradhana adalah seperti yang ada di bawah dyah sukune mung siji,Atenggak datnapa sirah,Ciri bengkah pranajane,Tinalenan jangganira,Sinendhal ngasta kiwa,Ngaru ara denya muwus,Sarwi kekejek Tembang DurmaTembang durma diambil dari kata derma yang artinya suka memberi atau berbagi rezeki kepada orang lain dalam Bahasa Jawa. Namun ada juga yang mengartikan durma sebagai mundurnya tata karma atau etika. Tembang ini menceritakan tentang manusia yang telah mendapatkan berbagai kondisi tersebut, sudah seharusnya merasa cukup dan memperbanyak rasa syukur dengan memberi kepada orang orang lain yang lebih membutuhkan, terutama saudara dan tetangganya. Tembang durma memiliki perwatakan yang keras, tegas, bergejolak, dan penuh Jawa yang satu ini juga biasa dipakai untuk menggambarkan tentang pemberontakan dan semangat peperangan. Tembang yang memiliki aturan suku kata 12a β 7i β 6a β 7a β 8i β 5a β 7i tersebut ada banyak contohnya, salah satunya berikut tuhu prajurit utama,Tan apasah dening geni,Lah ta damarwulan,Tadhahana keris mami,Iya tibakna,Sayekti sun Alat Musik Tradisional Jawa Tengah9. Tembang PangkurTembang macapat yang satu ini diberi nama dari kata mungkur yang artinya meninggalkan atau pergi. Tembang pangkur bisa dimaknai sebagai bagaimana seseorang mencoba mengurangi hal-hal yang mengedepankan hawa nafsu atau mulai mundur dari berbagai urusan yang sifatnya yang berpendapat jika tembang pangkur juga menceritakan tentang seseorang yang telah berada di usia senja dan memilih menggunakan waktunya untuk introspeksi diri. Dia memikirkan tentang masa lalu dan hubungannya dengan pangkur menonjolkan watak yang kuat, gagah perkasa, dan berhati besar. Aturan suku kata dalam pembuatan tembang ini terdiri dari 8a β 11i β 8u β 7a β 8i β 5a β 7i. Untuk contoh penulisan tembang pangkur dalam satu bait adalah seperti berikut karsanira,Andikane panembahan ing giri,Mung yayi kalawan ingsun,Kang tumaraping nawala,Kinen mili wadhah lawan isinipun,Pundhi ta ingkang kinarsan,Yayi miliha Tembang SinomSinom sendiri bisa diartikan sebagai pucuk yang baru bersemi atau tumbuh sehingga identik dengan fase kehidupan dimana seseorang pemuda atau remaja yang sedang tumbuh dan menuju dewasa. Tembang sinom juga dikaitkan dengan upacara yang dilakukan untuk anak-anak muda zaman arti tembang tersebut yang mengisahkan tentang masa muda, watak yang ditampilkan dalam tembang ini adalah bersemangat dan bijaksana. Maka, tembang sinom memang sering dipakai sebagai piwulang atau wewarah, yakni untuk membimbing atau mengajari orang dalam membuat tembang sinom adalah setiap baitnya harus terdiri dari suku kata 8a β 8i β 8a β 7i β 8u β 7a β 8i β 12a. Salah satu contoh tembang sinom yang bisa dibuat dalam satu baris adalah seperti yang ada di bawah tangis sira,Sira sang paramengkawi,Kawileting tyas duhkita,Kataman ing reh wirangi,Dening upaya sandi,Sumaruna anerawung,Mangimur manuhara,Met pamrih melik pakoleh,Temah suka ing karsa tanpa Tembang DhandhanggulaTembang macapat berikutnya adalah dhandanggula, yang berasal dari kata gegadhangan yang memiliki arti harapan, atau cita-cita dan gula yang berarti manis atau indah. Tembang dhandhanggula ini mengisahkan pasangan yang berbahagia dalam rumah tangganya setelah melewati banyak umum cerita dalam tembang ini menggambarkan indah dan menyenangkannya kehidupan berumah tangga yang merupakan harapan atau cita-cita setiap orang. Watak tembang ini adalah indah, gembira, dan luwes sehingga sering dipakai untuk mengajak orang pada dalam membuat tembang dhandhanggula meliputi 10i β 10a β 8e β 7u β 9i β 7a β 6u β 8a β 12i -7a. Contoh tembang ini seperti kang para prajurit,Lamun bisa samiyo anuladha,Dyk ing nguni caritane,Andelira sang prabu,Sasrabu ing maespati,Aran patih suwanda,Lelabuhanipun,Kang ginelung tri prakara,Guna kaya purun ingkang den antepi,Nuhoni trah macapat selain memiliki struktur khusus juga terdiri dari 11 jenis masing-masing menyuguhkan makna spesial yang mengingatkan tentang alur hidup manusia di dunia. Maka, tembang ini perlu dilestarikan agar generasi muda tetap mengetahui makna-makna indah yang ada di dalamnya.